Selasa, 21 Maret 2017

HE BLAZED THE TRAIL FOR US!

HE BLAZED THE TRAIL FOR US!
Matius 4:1-11

Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di dunia. Tingginya mencapai kurang lebih 29 ribu kaki atau sekitar 8,9 kilometer dari permukaan laut. Kecepatan angin di puncak gunung tersebut dapat mencapai 190 km/jam! Karena tingginya, diperkirakan tidak ada seorangpun yang mampu mencapai puncaknya.
Sejarah berubah ketika pada 29 Mei 1953, Edmund Hillary dan Tenzing Norgay, menjadi dua orang pertama yang mampu menaklukkan puncak Gunung Everest. Herannya, semenjak itu lebih dari 3 ribu orang pendaki juga berhasil mencapai puncak gunung tersebut. Hillary dan Norgay telah menjadi pencipta sejarah, menetapkan jejak (blazed the trail) bagi pendaki-pendaki gunung yang lain untuk berhasil menaklukkan gunung ini.
Cerita sejarah di atas menggambarkan bagaimana cerita sejarah lain yang telah terjadi dan memiliki dampak bagi kita saat ini. Cerita sejarah yang lain itu adalah: Yesus Kristus telah membuka jalan kemenangan bagi kita atas pencobaan yang kita alami. Oleh kekuatan Roh Kudus, Ia sebagai Manusia telah hidup setia di hadapan Allah. Sekarang, Ia mengajak kita untuk mengikuti Dia. Tantangan dan cobaan itu sangat berat, namun jalan kemenangan itu telah dibuka oleh Sang Mesias, yang tidak hanya berjalan di jalan itu tapi juga berjalan bersama kita. Bagaimana cerita itu terjadi? Mari kita dalami bersama-sama!

Latar Belakang
Pada bagian sebelumnya (Matius 3), kita menyaksikan bagaimana Yesus menyamakan diri-Nya dengan kita sebagai manusia berdosa melalui peristiwa pembaptisan. Yesus, Sang Raja mau mengambil bagian dalam kehidupan manusia berdosa yang seharusnya tidak Ia ambil. Walaupun demikian, inilah jalan yang harus Ia tempuh untuk mewujudkan rencana kasih Allah Bapa bagi dunia kesayangan-Nya. Identifikasi diri Yesus dengan umat yang penuh dosa ternyata tidak berhenti pada peristiwa pembaptisan. Melalui perikop hari ini, kita juga akan melihat bagaimana Sang Raja itu menjadi teladan sejati bagi kita.

Baca
Matius 4:1-11

1.       Setelah Yesus dibaptis, Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun (ayat 1). Apa yang Yesus lakukan di sana dan bagaimana kondisi-Nya? (ayat 2) (bdk. Luk. 4:2)


Catatan: Puasa adalah sebuah cara untuk fokus dan sungguh-sungguh berdoa. Hal ini dilakukan oleh Yesus untuk mempersiapkan diri-Nya sebelum memulai pelayanan.
NET. After he fasted forty days and forty nights he was famished. (Famished: sangat lapar, kondisi hampir mati).
2.       a. Iblis datang dan mencobai Yesus (ayat 3), apa yang Iblis katakan dan apa maksudnya (bdk. Matius 3:17)?


b. Bagaimana respon Yesus (ayat 4)? Menurutmu, sebagai manusia apakah respon Yesus adalah sesuatu yang wajar bila dibandingkan dengan kondisi-Nya? Mengapa?



c. Apa yang menjadi respon Yesus, seharusnya juga menjadi respon kita saat mengalami pencobaan, sekalipun itu sangat manusiawi. Dalam pengalaman hidupmu, pernahkah kamu mengalami hal yang serupa? Ceritakan.




3.       a. Iblis tidak berhenti ketika gagal mencobai Yesus pada pencobaan pertama. Apa cobaan kedua yang Iblis tawarkan kepada Yesus? Apa perbedaannya dengan cobaan yang pertama (bdk. Mzm 91:11-12)?


b. “Jika Engkau Anak Allah…” merupakan frase yang Iblis pakai untuk membuat Yesus ragu mengenai identitas-Nya sebagai Anak Allah. Mari melihat respon Yesus di ayat 7. Apa kaitan jawaban Yesus dengan permintaan Iblis?



c. Jika Yesus menuruti apa yang Iblis katakan, apa yang akan terjadi? Bagaimana kaitannya dengan tugas yang Allah berikan kepada-Nya?



Keterangan: Yerusalem merupakan pusat kegiatan umat Israel saat itu dan Bait Allah merupakan pusat peribadahannya. Bubungan Bait Allah kira2 memiliki tinggi 200 kaki atau 60,96 meter.

4.   a. Gagal untuk membuat Yesus ragu akan identitas-Nya sebagai Anak Allah, Iblis menawarkan apa yang Iblis punya dengan sebuah syarat. Apa tawaran dan syarat yang Iblis berikan? (8-9)



b. Bagaimana pula dengan respon Yesus? (ayat 10)





c. Begitu besarnya keinginan Iblis untuk mendapat penyembahan, Ia berusaha menipu Yesus dengan menawarkan jalan yang mudah, enak dan nyaman (sebagai ganti jalan salib) agar Yesus menyembah Iblis dan gagal menggenapkan rencana Allah yaitu untuk menyatakan dan menegakkan Kerajaan-Nya di dunia (bdk. Mat 4:17; Ef 1:9-10). Dalam hidup sebagai murid Kristus kita juga seringkali menemukan Iblis menawarkan hal-hal yang ‘menyenangkan’ supaya kita gagal menyelesaikan misi yang Allah percayakan pada kita. Hal-hal ‘menyenangkan’ apa yang pernah ditawarkan kepadamu dan membuatmu teralih dari misi Allah? Bagaimana kamu mengatasinya?




5.  Pada akhirnya, Yesus mampu melawan cobaan yang Iblis berikan kepada diri-Nya dan Bapa sendiri yang memelihara kehidupan Anak-Nya (ayat 11).
a. Dalam kisah hidup kita sebagai murid Sang Raja di dunia, pencobaan ada di sekitar kita dan sangat mungkin kita jatuh ke dalamnya. Bagaimana kisah Yesus dalam Matius 4:1-11 ini menolong dirimu dalam kisah hidupmu?




b. Dalam Ibrani 4:14-16, penulis surat Ibrani menyatakan, “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Apa yang menjadi pengharapanmu dan secara nyata dapat kamu lakukan saat menghadapi pencobaan ketika mengerjakan misi Sang Raja (sebagai pengurus/PKK/pelayan, mahasiswa, anak)?









Turn your eyes upon Jesus,
Look full in His wonderful face,
And the things of earth will grow strangely dim,
In the light of His glory and grace.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar