HE BLAZED THE TRAIL FOR US!
Matius 4:1-11
Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di
dunia. Tingginya mencapai kurang lebih 29 ribu kaki atau sekitar 8,9 kilometer
dari permukaan laut. Kecepatan angin di puncak gunung tersebut dapat mencapai
190 km/jam! Karena tingginya, diperkirakan tidak ada seorangpun yang mampu mencapai
puncaknya.
Sejarah berubah
ketika pada 29 Mei 1953, Edmund Hillary dan Tenzing Norgay, menjadi dua orang
pertama yang mampu menaklukkan puncak Gunung Everest. Herannya, semenjak itu
lebih dari 3 ribu orang pendaki juga berhasil mencapai puncak gunung tersebut.
Hillary dan Norgay telah menjadi pencipta sejarah, menetapkan jejak (blazed the trail) bagi pendaki-pendaki
gunung yang lain untuk berhasil menaklukkan gunung ini.
Cerita sejarah di
atas menggambarkan bagaimana cerita sejarah lain yang telah terjadi dan
memiliki dampak bagi kita saat ini. Cerita sejarah yang lain itu adalah: Yesus
Kristus telah membuka jalan kemenangan bagi kita atas pencobaan yang kita
alami. Oleh kekuatan Roh Kudus, Ia sebagai Manusia telah hidup setia di hadapan
Allah. Sekarang, Ia mengajak kita untuk mengikuti Dia. Tantangan dan cobaan itu
sangat berat, namun jalan kemenangan itu telah dibuka oleh Sang Mesias, yang
tidak hanya berjalan di jalan itu tapi juga berjalan bersama kita. Bagaimana
cerita itu terjadi? Mari kita dalami bersama-sama!
Latar Belakang
Pada bagian sebelumnya (Matius 3), kita
menyaksikan bagaimana Yesus menyamakan diri-Nya dengan kita sebagai manusia
berdosa melalui peristiwa pembaptisan. Yesus, Sang Raja mau mengambil bagian
dalam kehidupan manusia berdosa yang seharusnya tidak Ia ambil. Walaupun
demikian, inilah jalan yang harus Ia tempuh untuk mewujudkan rencana kasih
Allah Bapa bagi dunia kesayangan-Nya. Identifikasi diri Yesus dengan umat yang
penuh dosa ternyata tidak berhenti pada peristiwa pembaptisan. Melalui perikop
hari ini, kita juga akan melihat bagaimana Sang Raja itu menjadi teladan sejati
bagi kita.
Baca
Matius 4:1-11
1.
Setelah Yesus
dibaptis, Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun (ayat 1). Apa yang Yesus
lakukan di sana dan bagaimana kondisi-Nya? (ayat 2) (bdk. Luk. 4:2)
Catatan: Puasa adalah sebuah cara untuk fokus dan sungguh-sungguh berdoa. Hal ini dilakukan oleh Yesus untuk mempersiapkan diri-Nya sebelum memulai pelayanan.
NET. After he fasted forty days and forty nights
he was famished. (Famished:
sangat lapar, kondisi hampir mati).
2.
a. Iblis datang
dan mencobai Yesus (ayat 3), apa yang Iblis katakan dan apa maksudnya (bdk.
Matius 3:17)?
b. Bagaimana respon Yesus (ayat 4)? Menurutmu, sebagai manusia apakah
respon Yesus adalah sesuatu yang wajar bila dibandingkan dengan kondisi-Nya?
Mengapa?
c. Apa yang menjadi respon Yesus, seharusnya juga menjadi respon kita saat
mengalami pencobaan, sekalipun itu sangat manusiawi. Dalam pengalaman hidupmu,
pernahkah kamu mengalami hal yang serupa? Ceritakan.
3.
a. Iblis tidak
berhenti ketika gagal mencobai Yesus pada pencobaan pertama. Apa cobaan kedua
yang Iblis tawarkan kepada Yesus? Apa perbedaannya dengan cobaan yang pertama
(bdk. Mzm 91:11-12)?
b. “Jika
Engkau Anak Allah…” merupakan frase yang Iblis pakai untuk membuat Yesus
ragu mengenai identitas-Nya sebagai Anak Allah. Mari melihat respon Yesus di
ayat 7. Apa kaitan jawaban Yesus dengan permintaan Iblis?
c. Jika Yesus menuruti apa yang Iblis
katakan, apa yang akan terjadi? Bagaimana kaitannya dengan tugas yang Allah
berikan kepada-Nya?
Keterangan:
Yerusalem merupakan pusat kegiatan umat Israel saat itu dan Bait Allah
merupakan pusat peribadahannya. Bubungan Bait Allah kira2 memiliki tinggi 200
kaki atau 60,96 meter.
4. a. Gagal
untuk membuat Yesus ragu akan identitas-Nya sebagai Anak Allah, Iblis
menawarkan apa yang Iblis punya dengan sebuah syarat. Apa tawaran dan syarat
yang Iblis berikan? (8-9)
b. Bagaimana pula dengan respon Yesus? (ayat 10)
c. Begitu besarnya keinginan Iblis untuk mendapat penyembahan, Ia berusaha
menipu Yesus dengan menawarkan jalan yang mudah, enak dan nyaman (sebagai ganti
jalan salib) agar Yesus menyembah Iblis dan gagal menggenapkan rencana Allah
yaitu untuk menyatakan dan menegakkan Kerajaan-Nya di dunia (bdk. Mat 4:17; Ef
1:9-10). Dalam hidup sebagai murid Kristus kita juga seringkali menemukan Iblis
menawarkan hal-hal yang ‘menyenangkan’ supaya kita gagal menyelesaikan misi
yang Allah percayakan pada kita. Hal-hal ‘menyenangkan’ apa yang pernah
ditawarkan kepadamu dan membuatmu teralih dari misi Allah? Bagaimana kamu mengatasinya?
5. Pada
akhirnya, Yesus mampu melawan cobaan yang Iblis berikan kepada diri-Nya dan Bapa
sendiri yang memelihara kehidupan Anak-Nya (ayat 11).
a. Dalam kisah hidup kita sebagai murid Sang Raja di
dunia, pencobaan ada di sekitar kita dan sangat mungkin kita jatuh ke dalamnya.
Bagaimana kisah Yesus dalam Matius 4:1-11 ini menolong dirimu dalam kisah
hidupmu?
b. Dalam Ibrani 4:14-16, penulis surat Ibrani menyatakan, “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar
Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita
teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya,
bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab
itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia,
supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.” Apa yang menjadi pengharapanmu dan secara
nyata dapat kamu lakukan saat menghadapi pencobaan ketika mengerjakan misi Sang
Raja (sebagai pengurus/PKK/pelayan, mahasiswa, anak)?
Turn your eyes
upon Jesus,
Look full in His wonderful face,
And the things of earth will grow strangely dim,
In the light of His glory and grace.
Look full in His wonderful face,
And the things of earth will grow strangely dim,
In the light of His glory and grace.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar