Minggu, 04 Desember 2016

E-BOOK : MATERI TENTANG SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


SIFAT KOLIGATIF DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI



SIFAT KOLIGATIF DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 00C. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putas. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.
Pada pembuatan es putas, cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair, sementara suhu campuran turun. Selanjutnya, campuran bahan pembuatan es putar dimasukan ke dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukan ke dalam cairan pendingin, sambil terus menerus diaduk sehingga campuran membeku.

2. Antibeku
Antibeku adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu cairan untuk menurunkan titik bekunya. Antibeku mencegah pembekuan cairan yang digunakan sebagai pendingin, misalnya dalam pesawat terbang dan kendaraan bermotor. Zat antibeku yang ideal adalah zat yang dapat larut dalam cairan pendingin sendiri, mempunyai viskositas dan konduktivitas listrik yang rendah, titik didih tinggi, tidak korosif, dan mempunyai daya hantar panas yang baik. Antibeku yang banyak digunakan dalam kendaraan bermotor berupa etilenglikol (glikol: CH2OH-CH2OH). Selain menurunkan titik beku, antibeku juga menaikan titik didih, sehingga mengurangi penguapan.

3. Pencairan Salju Di Jalan Raya
Lapisan salju di jalan raya dapat membuat kendaraan tergelincir (selip), sehingga perlu disingkirkan. Lapisan salju tersebut sebagian besar dapat disingkirkan dengan buldoser, namun untuk membersihkannya digunakangaram dapur atau urea.. prinsip dasar dari proses ini juga berdasarkan peurunan titik beku.
4. Penentuan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relative zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Sebagai contoh, perhatikanlah rumus penurunan titik beku berikut ini:

http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2014/1203101/images/48
 atau     
http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2014/1203101/images/49

Dengan mengetahui massa zat terlarut (m) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relative (Mr) zat terlarut itu dapat ditentukan.